penjelasan tentang anelida

0

Bookmark and Share
Annelida
             
            Annelida berasal dari dari kata annulus yang artinya cincin. Cacing ini tumbuhnya berbentuk gilik, memamnjang, tersusun atas ruas-ruas atau segmen. Pada setiap segmen terdapat alat-alat tumbuh, misalnya alat pengeluaran, alat repoduksi, dan serabut serat, sehingga setiap segmen itu memiliki kesamaan. Segmen yang sama tersebut disebut metameri. Hewan ini tergolong triploblastik seloma.
            Tempat hidup / habitat cacing ini di darat, air tawar, dan di laut. Ada pula yang hidup parasit Annelida memiliki sistem saraf tangga tali, sistem pembuluh darah tertutup, sistem pencernaan makanan ekskresi, dan reproduksi. Kebanyakaan cacing ini bersifat hemafrodit. Cacing ini beruas-ruas. Pada setiap ruas terdapat rambut atau duri ( seta), yang digunakan untuk pergerakan. Berdasarkan seta, Annelida di bedakan menjadi tiga kelas, yaitu kelas Polychaeta, kelas Oligochaeta dan kelas Hirudinea atau lintah. masih kurang ??? nich ada lagi,,

Kelas Polychaeta
           
 
                 Polychaeta berarti berambut banyak. Polychaeta adalah kelas Annelida yang paling banyak anggotanya, yaitu sekitar 10000 spesies. Hampir semua Polychaeta hidup di laut. Sebagian besar berukuran 5-10 cm, tetapi ada yang kurang dari 1 mm dan ada juga yang mencapai 3 m.
            Badan Polychaeta beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai parapodia dan seta. Tetapi tidak mempunyai sedel (klitelum)
            Dalam daur hidupnya sebagian besar berada dalam bentuk atoke, yaitu hewan yang belum masak secara seksual ( dewasa ). Hewan yang sudah dewasa disebut epitoke.
Cantoh Polychaeta adalah cacing palolo ( Euniceviridis) dan cacing wawo ( Lysidice oele ), yang banyak terdapat di Maluku.

Kelas Oligochaeta
          
 Cacing ini mempunyai sedikit seta ( disebut cacing berambut sedikit ). Misalnya cacing tanah ( Pheretima sp. ) yang banyak terdapat di Asia. Di Amerika dan Eropa juga ada cacing tanah yang memiliki struktur agak berbeda dengan yang hidup d asia.
            Tubuh Pheretima sp. Lunak dan mengeluarkan lendir untuk mempermudah gerakkannya. Jika cacing ini terganggu, misalnya di tusuk, akan mengeluarkan cairan putih kental seperti santan yang merupakan cairan selom, gunanya untuk mempertahankan diri.
a.      Sistem pencernaan
Saluran pencernaan cacing tidak bersegmen dan memanjang sepanjang tubuh cacing. Sistem pencernaan terdiri dari mulut bagian anterior, tenggorokan (faring), kerongkongan (esofagus), perut besar ( ventrikulus ), usus, dan lubang anus  di bagian posterior. Cacing tanah memakan zat-zat organik sisa yang ada di dalam tanah. Tanah yang melewati usus dan akan dikeluarkan bersama feses.

3
b.      Sistem reproduksi
Pada bagian depan dari tubuh cacing Oligochaeta terdapat segmen yang warnanya berbeda dengan segmen di sekitarnya. Bagian itu disebut sedel atau klitelum. Klitelum tersusun atas tiga segmen. Di dalam kiitelum terdapat kelenjar yang digunakan untuk membungkus telur menjadi kokom. Cara cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi melakukan perkawinan silang.
c.       Sistem transportasi

Cacing tanah berwarna merah, karena plasma darahnya mengandung hemoglobin. Sel-sel eritrositnya sendiri tidak berwarna karena tidak mengandung hemogloblin. Darah mengalir melalui pembuluh darah tertutup. Di daerah punggung ( dorsal ) terdapat satu pembuluh darah dorsal yang membujur dari anterior ke posterior. Di daerah ventral terdapat satu pembuluh darah ventral yang membujur dari anterior ke posterior. Darah mengalir dari posterior melalui pembuluh dorsal ke anterior. Aliran darah terjadi karena pembuluh darah dorsal ini berkontraksi ( mengembang dan mengerut ) mengalirkan darah. Jadi, pembuluh darah dorsal berfungsi sebagai jantung. Pada cacing yang agak besar, pembuluh darah ini tampak dari luar. Di bagian depan, terdapat 5 pembuluh aorta yang menghubungkan pembuluh darah dorsal di atas dengan pembuluh dorsal di bawah. Darah mengalir melalui 5 pembuluh aorta ini ke pembuluh darah ventral. Selanjutnya darah mengalir ke arah belakang tubuh. Di dalam tubuh terdapat kapiler darah. Darah dari kapiler darah masuk ke pembuluh darah dorsal.

d.      Sistem saraf

Sistem saraf cacing tanah merupakan sistem saraf tangga tali. Pada bagian anterior terdapat simpul saraf yang disebut ganglion otak, yang merupakan pusat susunan saraf. Letaknya di atas faring atau esofagus. Di bagian ventral terdapat dua benang saraf yang memanjang ke arah posterior, letaknya dibawah saluran pencernaan makanan. Ganglion otak yang letaknya agak ke atas dengan ujung dua benang saraf ventral tadi dihubungkan oleh saraf penghubung sisi faring. Di setiap ruas ( segmen ), sepasang benang saraf ventral  menuju ke posterior tadi saling berhubungan sehingga seperti tampak tangga tali. Itulah sebabnya sistem saraf ini disebut sistem saraf tangga tali.

e.      Sistem ekskeresi
Cacing tanah mempunyai alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk cair berupa nefridia. Pada setiap segmen terdapat sepasang nefridia kecuali pada tiga segmen pertama. Bentuknya agak bulat lonjong, di kiri kanan alat pencernaan makanan. Nefridia memiliki saluran panjang berkelok-kelok. Nefridia akan bermuara pada lubang tubuh yang di sebut nefridiofor.

Peranan cacing tanah bagi manusia
Cacing tanah mempunyai peranan penting dalam menyuburkan tanah. Cacing ini memakan tanah yang mengandung zat-zat organik yang terdiri dari hancuran daun, ranting, atau sisa-sisa makanan lainnya. Feses cacing tanah diletakkan pada permukaan tanah. Kegiatan cacing tersebut secara tidak langsung mengangkut kalium dan fosforus dari tanah lapisan bawah ke lapisan atas. Dan tanah menjadi kaya nitrogen hasil dari metabolisme cacing. Anggota Oligochaeta yang lain yang banyak kita jumpai adalah Tubifex. Cacing ini bewarna merah dan hidup bergerombol. Cacing ini sering di ambil untuk makanan burung dan ikan hias.




4
Kelas Hirudinea
           
             Hirudinea merupakan cacing penghisap darah, atau golongan lintah. Hidupnya ada yang di air, ada pula yang di darat. Hirudinea yang hidup di air misalnya lintah ( hirudo medicinalis ), banyak didapatkan di rawa-rawa. Tubuhnya berbuku-buku pipih, namun jika terisi darah ukurannya membesar menjadi bulat gilik. Warnanya hitam kecoklatan, memiliki dua alat penghisap darah, satu di bagian anterior, satu lagi di posterior tubuhnya. Jika melekat dan menghisap darah, cacing ini mengeluarkan zat anestesi, yaitu zat penghilang rasa sakit, sehingga korban tidak merasa sakit. Cacing ini juga menghasilkan zat anti koagulan ( anti pembekuan darah ), sehingga darah korban tidak membeku. Setelah kenyang akan menjatuhkan diri ke air. L
            Lintah bersifat hermafrodit dan melakukan perkawinan silang. Lintah mempunyai klitelum tapi hanya ada selama musim kawin. Setelah kopulasi, kitelum mensekresikan kokon untuk menyimpan telur dan sperma. Di hutan-hutan juga banyak dijumpai pacet atau lintah darat (Haemadipsa javanica )
Read More >>
 
created by Luthfi rain
Top Bottom